Setelah melewati waktu bbrp lamanya, dengan banyaknya dorongan dari pihak keluarga, untuk segera merencanakan memiliki keturunan, kami pun mencoba untuk pergi ke dokter.
Beberapa rekomendasi yang kami peroleh dari Google, kami pun melanjutkan tahap awal pemeriksaan ke RS Bunda, di Menteng. Dengan pemeriksaan awal inilah, kami mengetahui hambatan yang ada, krn dokter menemukan bahwa aku memiliki sebuah kelainan di dalam rahim, yang disebut Myoma Uteri (seperti tumor jinak yang menempel pada dinding rahim), saat itu besaran yang terlihat pada saat USG adalah 3 cm.
Walaupun tidak ada gangguan yang aku alami, tp jelas bahwa ini adalah sebuah penyebab aku blm juga memperoleh kehamilan.
Dan informasi yang kami peroleh juga, bahwa proses menghilangkan nya pun tidak mudah, karena biaya operasi yang cukup mahal, bisa menghabiskan belasan juta rupiah.
Kami pun mencoba untuk melakukan pengobatan dengan ramuan herbal Cina, melalui Sin She yang kami dengar informasinya melalui sebuah stasiun Radio di Jakarta. Pada kunjungan pertama kami, biaya pengobatan yang kami keluarkan pun tidak murah, satu juta rupiah, untuk mendapatkan 3 bungkus racikan herbal.
Setelah mengkonsumsi obat racikan hingga habis, juga blm ada perkembangan berarti, sehingga kami memutuskan juga pergi ke RS terdekat dr tempat tinggal dan kantor kami bekerja, RS Grha Kedoya. Disini pun kami mendapatkan diagnosa yang sama. Dokter menganjurkan bbrp cara operasi pengangkatan Myoma tsb.
Tentu saja, cara operasi dalam bentuk apapun, nilainya tidaklah murah.
Walaupun saat itu sudah timbul keputusasaan diantara kami, dengan pertimbangan Myoma yang saya derita masih termasuk kecil, sebesar 3 cm, tentunya akan jauh lebih murah dari sisi pengobatan, dibandingkan apabila kami menunda pengobatan tsb, dan potensi nya menjadi lebih besar, biaya pengobatan pun tentunya semakin mahal.
Setelah melalui serangkaian proses pemeriksaan lanjut sebagai persiapan Operasi pengangkatan Myoma, dengan biaya tentunya tidak murah, Desember 2011, saya melakukan operasi Laparatomi di RS Grha Kedoya, dan hrs rawat inap selama 3 hari disana.
Karena menimbang beratnya beban biaya yang kami tanggung, saya pun mencoba untuk menghubungi pihak Asuransi dari kantor tmpt saya bekerja, untuk melakukan klaim untuk biaya operasi dan rawat inap, walaupun sebelumnya saya ragu, karena RS tsb bukan RS rekanan dari pihak asuransi terkait. Mereka menerima berkas-berkas yang saya kirimkan, mulai dari Rincian Biaya dan Pengobatan saat melakukan operasi, dan termasuk juga untuk Rawat Inap per hari, untuk kelas III.
Beruntung sekali pihak Asuransi tsb akhirnya bisa mengeluarkan pernyataan setuju dan mengganti biaya-biaya tsb, sehingga beban kami pun sangatlah ringan. Karena mereka mengganti sebesar 12 Juta Rupiah, dari total biaya 14 Juta Rupiah. Akhirnya pengobatan tahap awal pun selesai kami jalani. Puji Tuhan proses nya berjalan lancar, dan saya bisa kembali bekerja setelah kembali dari RS.
0 comments:
Post a Comment