Proses Tahap II.

Pasca operasi, kami melakukan  serangkaian pemeriksaan lanjutan termasuk pembukaan jahitan dan pengobatan lainnya untuk mempercepat proses penyembuhan luka. 

Setelah dokter menyatakan bbrp bulan kemudian kami sudah boleh melakukan program kehamilan, kami pun mencoba untuk mengganti dokter karena beliau pun sudah tidak menemukan kelainan ataupun penyebab lain yang menghambat saya untuk segera hamil. 
Kami mulai melakukan pengecekan kembali di RS lain yang khusus mengangani fertilitas, di Sam Marie, jl. Wijaya, Kebayoran Baru. Kami bertemu dengan salah satu dokter yang membantu kami melakukan pemeriksaan lebih spesifik. Mulai dari pemeriksaan kualitas sperma suami, maupun kualitas darah istri. 

Dari hasil pemeriksaan tsb pun, kami mendapati kendala lain yang kami miliki, baik dari pihak saya dan suami. 
Karena kualitas sperma suami kurang bagus dengan kondisi pergerakan yang kurang, sehingga beliau memberikan beberapa kali resep obat untuk membantu meningkatkan kualitas tsb. Beberapa macam pantangan pun dilakukan demi tercapai nya kualitas sperma yang lebih baik. 

Dan dari pihak saya, pun juga melakukan proses pengecekan darah, untuk mengetahui respon yang diterima oleh darah dari dalam tubuh terhadap kualitas sperma suami. Dan hasilnya pun cukup mengejutkan, karena ternyata antibodi saya telah menolak sperma suami, dengan kadar pengenceran yang cukup tinggi, yaitu 1 : 32.000 

Dokter menganjurkan saya dan suami untuk melakukan PLI ( Paternal Leucocyte Immunization ) sebanyak 3 kali, untuk pertama kali, proses nya dilakukan dengan cara menyuntikan sel darah putih suami pada istri, yang disuntikkan di bagian lengan. Seusai 3 kali PLI, kami pun melakukan pengecekan kembali untuk mengetahui perkembangan nya. Setiap proses PLI memakan biaya yang juga tidak murah, hampir 1 juta Rupiah untuk sekali tindakan. Belum lagi ditambah biaya obat2 yang harus dikonsumsi secara rutin. Proses PLI yang kami jalani memerlukan 9 kali tindakan, dengan interval masing-masing selama 3 minggu sekali. Beberapa pantangan dari makanan-makanan tertentu juga wajib dihindari, agar mempercepat proses mengembalikan antibodi ke tahap normal. Cukup banyak jenis makanan yang tidak bisa saya konsumsi selama proses PLI berjalan, antara lain : teh, kopi, susu, coklat, berbagai jenis makanan laut, seperti cumi-cumi, kepiting, udang, dan bahkan wortel, putih telur pun tidak diperbolehkan. Pantangan para calon ibu berbeda tergantung kondisi masing-masing hasil alergi ( food test response ). Karena semua istri yang menjalani proses PLI juga harus menjalani proses pemeriksaan Food Test Response tsb, agar mengetahui jenis makanan yang memicu kenaikan kekebalan antibodi terhadap sperma tsb. Setidaknya sampai proses kehamilan terjadi saya harus menghindari semua jenis makanan tersebut. 




0 comments:



Post a Comment